Pembentukan Nilai Diri
Lumpkin
(2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka
tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Guru ini
membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri,
kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa
mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter yang
baik melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid
mereka.
Guru
adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebaikan di dalam diri
murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan lingkungan di mana
murid berproses menumbuhkan nilai-nilai dirinya tersebut. Dengan demikian, guru
patut mengembangkan lingkungan yang sifatnya fisik (ekstrinsik) dan yang
sifatnya psikis (intrinsik).
Emosi adalah bagian utama dari lingkungan yang sifatnya psikis dan intrinsik yang dapat dipengaruhi dan harus dipertimbangkan pengembangannya oleh guru. Dalam rangkaian modul Pendidikan Guru Penggerak ini aspek emosi akan dibahas tersendiri dengan lebih detail dalam modul Pembelajaran Sosial Emosional.
Menonton Video Pendek Eskalator dan Cara Kerja Otak
Lewat video ini Anda diajak
mengeksplorasi dua sistem kerja otak “3-in-1” manusia secara singkat
untuk memelajari bagaimana manusia tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Guru
adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya.
Oleh karena itu, guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian
memilih untuk bergerak dan akhirnya menggerakkan manusia yang lain.
Peran
dari seorang Guru Penggerak
1. Menjadi Pemimpin
Pembelajaran
Menjadi pemimpin pembelajaran
yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah. Mari kita lihat
terlebih dahulu kata pemimpin pembelajaran. Pemimpin Pembelajaran berarti
seorang Guru Penggerak menjadi seorang pemimpin yang menitikberatkan pada
komponen yang terkait erat dengan pembelajaran, seperti kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen, pengembangan
guru serta komunitas sekolah, dll. Yang dimaksud dengan wellbeing disini
terkait dengan kondisi yang sudah berpihak pada murid. Apakah kondisi tersebut
sudah membuat murid nyaman untuk belajar? apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
murid? Apakah lingkungan belajar di sekolah sudah cukup sejahtera agar anak
bisa belajar dengan maksimal? Seorang Guru Penggerak tentunya berperan besar
dalam membuat lingkungan sekolah yang nyaman untuk para muridnya. Jadi seorang
Guru Penggerak diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada
murid, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung
tumbuh-kembang murid.
2. Menggerakkan Komunitas
Praktisi
Menggerakkan komunitas praktik
untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya. Seorang Guru Penggerak
berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru baik
di sekolah maupun wilayahnya. Banyaknya praktik baik yang bisa dibagikan dalam
komunitas tersebut bisa menjadi bahan pembelajaran untuk para guru sejawat dan
tentunya untuk Guru Penggerak tersebut juga. Catatan tambahan, komunitas
praktik akan dibahas pada lokakarya.
3. Menjadi Coach Bagi
Guru Lain
Menjadi coach dan
mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.
Seorang Guru Penggerak juga harus mampu mendeteksi aspek-aspek yang bisa
ditingkatkan dari rekan sejawatnya. Seorang Guru Penggerak diharapkan juga
mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri serta guru lain untuk dijadikan
poin peningkatan untuk pembelajaran. Tidak lupa juga sebagai seorang coach,
Guru Penggerak diharapkan juga bisa memantau perkembangan dari rekan guru lain
tersebut.
4. Mendorong Kolaborasi Antar
Guru
Membuka ruang diskusi positif
dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada peran ini, seorang Guru
Penggerak diharapkan mampu memetakan para pemangku kepentingan di sekolah
(serta luar sekolah), serta membangun dialog antar para pemangku kepentingan
tersebut.
5. Mewujudkan Kepemimpinan
Murid
Mendorong peningkatan
kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah. Peran seorang Guru Penggerak
berarti membantu para murid ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan
motivasi murid untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah.
Nilai-nilai Guru Penggerak
menurut Rokeach (dalam Hari, Abdul H. 2015), merupakan
keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan standar pengambilan
keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran
nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi seseorang dalam
mengambil posisi khusus dalam suatu masalah, sebagai bahan evaluasi dalam
membuat keputusan, bahkan hingga berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan
tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari. Melihat peranan nilai sangat
penting dalam kehidupan tingkah laku sehari-hari, maka rasanya penting bagi
seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai dari
seorang Guru Penggerak.
Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah: Mandiri,
Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid.
Nilai ini sendiri berkaitan
erat dengan peran yang sudah kita pelajari di bagian sebelumnya. Nilai ini yang
diharapkan terus tumbuh dan dilestarikan dalam diri seorang Guru Penggerak.
Kelima ini saling mendukung satu dengan lainnya, dan tentunya diharapkan
menjadi pedoman berperilaku untuk seorang Guru Penggerak.
1. Mandiri
Mandiri berarti seorang Guru
Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi
serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya.
Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita, muncul
dari diri kita sendiri. Ketika kita hanya menunggu sesuatu untuk terjadi,
seringkali hal tersebut tidak pernah terjadi. Karena itu seorang Guru Penggerak
diharapkan mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk
memulai sesuatu, untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang
diinginkan untuk terjadi.
Guru Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut
mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik
untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Hal ini terutama
perlu muncul dalam aspek pengembangan dirinya. Seorang Guru Penggerak
termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan
yang ditugaskan oleh sekolah ataupun dinas. Guru Penggerak mendorong dirinya
untuk meningkatkan kapabilitas dirinya tanpa perlu dorongan dari pihak lain.
2. Reflektif
Reflektif berarti seorang Guru
Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi
di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain. Proses
perwujudan Profil Pelajar Pancasila, juga perjalanan menjadi Guru Penggerak
pastinya akan penuh dengan pengalaman-pengalaman yang bervariasi.
Pengalaman-pengalaman ini bisa menimbulkan kesan positif maupun negatif. Dengan
mengamalkan nilai reflektif, Guru Penggerak diajak untuk mengevaluasi kembali
pengalaman-pengalaman tersebut, hingga bisa menjadi pembelajaran dan panduan
untuk menjalankan perannya di masa mendatang.
Guru Penggerak yang memiliki
nilai reflektif mau membuka diri terhadap pengalaman yang baru dilaluinya, lalu
melakukan evaluasi terhadap apa saja hal yang sudah baik, serta apa yang perlu
dikembangkan. Apa yang dievaluasi tentu saja beragam, bisa terhadap kekuatan
dan keterbatasan diri sendiri, pendapat yang dimiliki oleh diri sendiri,
proses, dll. Guru Penggerak yang reflektif tidak hanya berhenti sampai
berefleksi namun juga sampai melakukan aksi perbaikan yang bisa dilakukan.
Mereka juga senantiasa terbuka untuk meminta dan menerima umpan balik dari
orang-orang di sekelilingnya.
3. Kolaboratif
Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu
senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku
kepentingan yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah (contoh:
orang tua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, seorang Guru Penggerak akan bertemu
banyak sekali pihak yang mampu mendukung pencapaian Profil Pelajar Pancasila.
Guru Penggerak diharapkan mampu merangkul semua pihak itu.
Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu
membangun rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan
sekitarnya, serta mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban oleh
masing-masing tiap pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan
bersama.
4. Inovatif
Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu
senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi
tertentu ataupun permasalahan tertentu. Di tengah perkembangan zaman yang
semakin maju, masalah yang muncul pun juga semakin bervariasi. Untuk bisa
mengatasi beragam masalah tersebut, diperlukan lah jiwa inovatif dari seorang
Guru Penggerak, agar bisa datang dengan penyelesaian masalah yang mungkin tidak
biasa namun tepat guna. Seorang Guru Penggerak yang mempunyai nilai inovatif
ini, mampu menggunakan nilai reflektifnya dalam mengevaluasi sebuah proses
ataupun masalah, dan mencari gagasan-gagasan lainnya untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Dibutuhkan kejelian dari seorang Guru Penggerak untuk melihat
peluang/potensi yang ada di sekitarnya (baik dari guru lain, murid, kepala
sekolah, orang tua murid, komunitas lainnya) untuk mendukung ide orisinal demi
menguatkan pembelajaran murid.
Nilai inovatif ini juga mendukung keterbukaan para
Guru Penggerak terhadap gagasan serta ide lain yang muncul dari luar dirinya
untuk memecahkan masalah, mencari informasi lain yang bisa mendukung prosesnya,
sudut pandang orang lain yang bisa membantu dirinya dalam menemukan inspirasi
pemecahan masalah ataupun mengambil keputusan, hingga pada akhirnya melakukan
solusi/aksi nyata untuk mengatasi permasalahan.
5. Berpihak pada Murid
Berpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. Segala hal yang kita lakukan, harus tertuju pada perkembangan murid, bukan pada pemuasan diri kita sendiri, maupun orang lain yang berkepentingan. Sebagai Guru Penggerak yang memiliki nilai ini, kita selalu harus mulai berpikir dari pertanyaan “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan untuk membuat proses belajar ini lebih baik?” dll.
0 Komentar