Bulan Maret tahun 2019 itu merupakan pengalaman pertama kali mengikuti online training yang diadakan oleh Pusdatin atau Pustekkom dulu namanya. Waktu itu saya melihat informasi pendaftaran itu lewat media sosial. Jika ditanya apakah sebelumnya mengenal PembaTIK atau Rumah Belajar, tentu jawabnya tidak. Setelah mengetahui adanya informasi tersebut, saya langsung tertarik mengikuti pelatihan tersebut. Seketika itu juga langsung membuat akun simpatik dan mendaftar PembaTIK Level 1 tahun 2019. Adapun tujuan mengikuti PembaTIK 2019 itu hanya ingin belajar sehingga dapat menambah pengetahuan khususnya dibidang TIK karena saya sangat menyadari bahwa kemampuan di bidang TIK masih sangat rendah.
Bercerita tentang PembaTIK Level 1 tahun
2019 saya tidak mempunyai pengalaman yang begitu berkesan selama mengikuti
level ini. Menurut pendapat saya PembaTIK Level 1 atau Level Literasi merupakan
bukan hal yang terlalu sulit. Dalam PembaTIK Level 1 kita hanya diminta untuk
membaca dan memahami modul. Ada 4 modul yang harus dipelajari. Alhamdulillah
bisa lanjut setelah lolos ujian akhir secara online yang diadakan Pustekkom.
PembaTIK Level 2 tahun 2019 merupakan
sesuatu yang sangat sulit pada waktu itu karena kami diminta membuat 1 buah video
pembelajaran selain ujian akhir secara online. Sejujurnya waktu itu saya tidak
mengetahui sama sekali tentang video pembelajaran. Meskipun tugas itu sulit, tetapi saya tetap
ingin berusaha mengikuti level ini dan berkeinginan lanjut ke level berikutnya.
Saya belajar pembuatan video melalui bimbingan dari Duta Rumah Belajar secara
online dan secara otodidak dari internet.
Adapun judul video pembelajaran yang dibuat adalah Sistem Pencernaan
pada Manusia. Pembuatan 1 video tersebut
memakan waktu antara 15 – 18 hari baru selesai. Perekaman video saja 3 kali
mengulang karena pembawaan yang kaku, pencahayaan yang kurang, dan tidak menggunakan
greenscreen. Pengeditan juga lama karena saya baru belajar pertama kali
mengedit video, waktu itu hanya bisa mengubah greenscreen, memotong
video, menyisipkan foto dan teks. Bermain animasi dan efek belum bisa. Intinya
dulu itu hanya teknik dasar dalam editing video yang saya sedikit kuasai. Dari
segi spesifikasi laptop yang kurang memadai, karena laptop sering hang jika
kelamaan dipakai mengedit video. Situasi itu tidak menyurutkan semangat saya
untuk tetap ingin lolos dari PembaTIK Level 2. Selain itu saya
bersungguh-sungguh mempelajari modul, karena penilaian level ini tidak hanya
video pembelajaran tetapi juga ujian akhir secara online, dengan presentasi
penilaian 60% video pembelajaran dan 40% ujian akhir. Alhamdulilah sekali nilai
ujian akhir saya pada waktu itu 96 sehingga dapat membantu nilai video pembelajaran
yang mendapat nilai agak rendah yaitu 78. Dengan akumulasi nilai 85,2
alhamdulilah saya lanjut ke PembaTIK Level 3.
Kegiatan PembaTIK Level 3 merupakan pencapaian
tertinggi saya dalam PembaTIK tahun 2019
dan dapat mencapai level ini merupakan sesuatu yang sangat membahagiakan.
Kenapa sangat membahagiakan? Karena ini
pertama kali dalam kurun waktu 10 tahun menjadi guru bisa mengikuti pelatihan
di ibu kota provinsi. Kegiatan ini diadakan di BTIKP Banjarmasin. Di sana saya
bertemu dengan 29 peserta lainya dari berbagai kabupaten/kota. Banyak tambahan
ilmu dan pengalaman yang saya dapat setelah mengikuti PembaTIK Level 3. Jika
ditanya apakah ada motivasi untuk menjadi DRB. Tentu jawabnya tidak, berada di level ini saja sudah merupakan pencapaian yang luar
biasa bagi saya pribadi dan saya juga harus sadar diri bahwa kemampuan TIK saya masih sangat
rendah dan masih banyak kekurangan lain yang dimiliki. Tetapi, saya punya
keinginan bahwa saya ingin kembali ikut PembaTIK dan pelatihan lainnya di tahun
2020 untuk menambah ilmu dan pengetahuan khususnya di bidang TIK.
Di tahun 2020 saya kembali mengikuti
PembaTIK. Alhamdulillah saya secara otomatis langsung berada di level 3 karena seperti
yang telah diketahui bahwa tahun kemarin sudah mencapai level 3. Disaat itu
saya memilih mengikuti gelombang 2. Adapun tujuan mengikuti PembaTIK ini sama
seperti tahun sebelumnya ingin menambah ilmu pengetahuan dan belum terbersit
keinginan menjadi Duta Rumah Belajar. Di level ini kami juga diminta membuat
media pembelajaran berbasis TIK. Jenis media pembelajaran yang dibuat dalam
PembaTIK Level 3 tahun 2020 agak sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Media
pembelajaran yang boleh dibuat tidak hanya video tetapi juga media pembelajaran
interaktif. Saya tidak memilih video pembelajaran, tetapi lebih tertarik
membuat media pembelajaran interaktif. Kenapa memilih media tersebut?Karena media
tersebut merupakan sesuatu yang sangat baru bagi saya dan saya sangat ingin belajar
membuat media tersebut. Sebelum membuat media pembelajaran interaktif tersebut,
terlebih dahulu saya belajar menggunakan aplikasi tersebut. Sama seperti
membuat video pembelajaran saya belajar secara otodidak, baik dengan cara memperhatikan
penjelasan di modul, belajar secara online dengan para duta rumah belajar, maupun
menonton video toturial penggunaan aplikasi di youtube. Saya berusaha membuat media
tersebut sesuai dengan juknis yang telah ditentukan. Meskipun hasilnya masih
sangat sederhana, alhamdulillah saya tetap bisa lanjut ke PembaTIK Level 4 ini.
Di PembaTIK Level 4 atau Level Berbagi ini
ternyata dilaksanakan secara online, sama dengan level-level sebelumnya,
karena keadaan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan secara offline mengingat
kita sedang dilanda wabah COVID-19. Dalam level ini kami mendapat 3 buah jenis
tugas, yaitu membuat blog, vlog dan tatap muka/ tatap maya tentang berbagi
inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan Rumah Belajar. Melalui tugas berbagi
di PembaTIK inilah, muncul tekad yang kuat dan kemantapan hati, bahwa saya
ingin berbagi tidak hanya saat PembaTIK Level 4 ini saja, tetapi ingin
berlanjut seterusnya. Berbagi itu tentang keikhlasan bukan hanya karena tugas
di PembaTIK ini. Berbagi itu bukan tentang seberapa besar apa yang kau beri,
tetapi seberapa tulus dan ikhlas apa yang ingin yang kau beri.
Selama melaksanakan tugas berbagi, saya berkolaborasi
dengan Pak A. Syapie, SRB dari Hulu Sungai Utara. Kami mengunjungi berbagai KKG/MGMP/KKKS
yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pernah juga ditolak ketika ingin
berbagi ke suatu forum. Tentunya sangat kecewa dan itu merupakan pengalaman
pertama saya ditolak. Kejadian itu saya jadikan sebagai pembelajaran bagi diri
sendiri bahwa memang kita memang akan berhadapan dengan orang yang mendukung
kita maupun tidak, tetapi jangan menyurutkan semangat kita untuk terus berbagi.
Tiba saat pengumuman nominasi 5 besar tiap
provinsi. Ternyata, ada nama saya di salah satu nominasi kandidat Duta Rumah
Belajar Kalimantan Selatan. Seketika juga muncul ketakutan dalam diri saya bagaimana
jika terpilih nantinya mejadi Duta Rumah Belajar. Kenapa takut? Karena takut
tidak amanah dengan tugas dan kewajiban yang dibebankan nantinya Di lain pihak,
saya juga menyadari bahwa saya tidak boleh menyianyiakan kesempatan yang
diberikan.
Beberapa hari kemudian, setelah mendapat dorongan dan motivasi dari berbagai pihak, saya berhasil membuang rasa takut dan memantapkan niat serta tekad untuk berjuang meraih bonus sebagai Duta Rumah Belajar. Berkat bimbingan dari Duta Rumah Belajar Kalimantan Selatan dan persiapan yang cukup matang alhamdulillah selama mengikuti seleksi Duta Rumah Belajar 2020 dari tanggal 23 s/d 24 November 2020 tidak menemui kendala yang berarti dan Puji Syukur Kehadirat Yang Maha Kuasa akhirnya saya terpilih menjadi Duta Rumah Belajar Kalimantan Selatan Tahun 2020.
x
0 Komentar